Monday , November 3 2025
Beragam Gaya Grafiti yang Harus Kamu Tahu Tagging Throw up Wildstyle hingga Stencil

Beragam Gaya Grafiti yang Harus Kamu Tahu: Tagging, Throw-up, Wildstyle, hingga Stencil

Pernah jalan-jalan di kota dan tiba-tiba lihat tembok penuh warna dengan tulisan atau gambar yang keren banget? Nah, itu dia yang namanya grafiti! Seni jalanan ini bukan sekadar corat-coret iseng, tapi juga punya nilai estetika dan pesan tersendiri. Bagi sebagian orang, grafiti adalah bentuk ekspresi diri yang liar dan bebas, penuh warna, dan kadang juga penuh makna sosial. Tapi buat yang baru kenal dunia ini, semua coretan di dinding mungkin terlihat sama aja. Padahal, ada banyak banget gaya dalam dunia grafiti yang masing-masing punya ciri khas unik, lho.

Mulai dari yang simpel seperti tagging, sampai yang rumit seperti wildstyle, tiap gaya grafiti punya ceritanya sendiri. Di artikel ini, kita bakal bahas berbagai gaya grafiti yang wajib kamu tahu biar makin paham dan bisa appreciate karya para seniman jalanan. Jadi, kalau kamu penasaran atau malah pengen coba-coba bikin sendiri, artikel ini cocok banget buat kamu. Yuk, kita bongkar satu-satu gayanya! Kalau kamu mau mengenal lebih dalam tentang dunia street art lainnya, kamu bisa lihat selengkapnya di artikel-artikel kami yang lain.

1. Tagging: Gaya Paling Dasar dalam Dunia Grafiti

Tagging bisa dibilang adalah pintu gerbang menuju dunia grafiti. Ini adalah bentuk paling sederhana dari grafiti, biasanya cuma berupa tanda tangan atau nama sang seniman grafiti (writer) yang ditulis cepat dengan cat semprot atau spidol.

Ciri khas tagging:

  • Umumnya hanya satu warna.
  • Ditulis dengan gaya tulisan tangan cepat.
  • Lebih fokus pada identitas penulis.

Banyak yang menganggap tagging sebagai bentuk perkenalan atau eksistensi si seniman. Semacam bilang, “Hey, gue ada di sini!”

2. Throw-up: Lebih Besar, Lebih Terlihat

Setingkat di atas tagging, ada yang namanya throw-up. Gaya ini masih cukup sederhana, tapi udah lebih kompleks daripada tagging. Biasanya terdiri dari dua warna: satu untuk outline dan satu untuk isi huruf.

Ciri-ciri throw-up:

  • Bentuk huruf gelembung atau bubble letters.
  • Cepat dibuat, tapi lebih besar dari tagging.
  • Tujuannya untuk mencuri perhatian lebih banyak orang.

Throw-up sering kita lihat di kereta, tembok besar, atau tempat-tempat yang sulit dijangkau. Karena prosesnya cepat, gaya ini cocok banget buat bomber, istilah buat seniman grafiti yang fokus menyebar karyanya sebanyak mungkin.

3. Piece (Masterpiece): Karya Seni di Jalanan

Kalau kamu lihat grafiti yang penuh warna, rumit, dan keren banget sampai mirip lukisan mural, itu kemungkinan besar adalah piece atau masterpiece. Ini adalah bentuk grafiti tingkat lanjut yang butuh waktu, skill, dan kadang juga perencanaan yang matang.

Karakteristik piece:

  • Menggunakan banyak warna dan gradasi.
  • Hurufnya bisa dimodifikasi jadi bentuk-bentuk unik.
  • Sering punya tema atau pesan tertentu.

Piece biasanya dibuat di lokasi yang agak “aman”, karena pengerjaannya butuh waktu lama. Ini udah masuk ranah seni jalanan yang serius.

4. Wildstyle: Rumit, Misterius, dan Penuh Simbol

Wildstyle adalah gaya grafiti yang paling kompleks dan sulit dibaca. Huruf-hurufnya dimodifikasi sedemikian rupa hingga membentuk komposisi yang rumit, kadang pakai panah, kurva, sambungan, bahkan efek 3D.

Ciri khas wildstyle:

  • Sulit dibaca oleh orang awam.
  • Dipenuhi detail kecil dan koneksi antar huruf.
  • Biasanya hanya bisa dimengerti oleh sesama seniman grafiti.

Wildstyle adalah bentuk grafiti yang menggabungkan estetika dengan keterampilan tinggi. Ini kayak level dewa dalam dunia grafiti!

5. Stencil: Cepat, Efisien, dan Penuh Makna

Stencil art atau seni grafiti menggunakan pola cetakan jadi salah satu teknik favorit buat seniman yang ingin membuat karya cepat tapi tetap rapi. Caranya gampang: buat desain di atas kertas atau karton, gunting bagian yang ingin dicetak, lalu semprotkan cat di atasnya.

Keunggulan stencil:

  • Presisi tinggi dan cepat dipasang.
  • Bisa digunakan berulang kali.
  • Cocok untuk menyampaikan pesan sosial atau politik.

Contoh paling terkenal dari stencil art adalah karya-karya Banksy, seniman misterius asal Inggris yang sering menyuarakan kritik sosial lewat grafitinya.

6. Sticker Art dan Paste-up: Alternatif Tanpa Cat

Buat yang pengen nyebarin karya tapi nggak mau ribet semprot-semprot, ada juga gaya lain yaitu sticker art dan paste-up. Keduanya lebih ke arah urban art, tapi tetap berakar dari dunia grafiti.

  • Sticker art: Gambar atau nama dalam bentuk stiker yang bisa ditempel cepat di mana aja.
  • Paste-up: Karya cetak atau gambar tangan yang ditempel pakai lem di tembok.

Walau kelihatannya simpel, teknik ini juga jadi favorit karena praktis dan nggak terlalu berisiko.

7. Graffiti Character: Karakter Kartun yang Penuh Warna

Selain huruf dan tulisan, banyak juga seniman grafiti yang suka bikin karakter unik dalam karyanya. Ini disebut graffiti character. Bisa berupa wajah kartun, tokoh rekaan, atau bahkan parodi tokoh terkenal.

Tujuan graffiti character:

  • Menambah elemen visual yang menarik.
  • Menguatkan ciri khas karya seniman.
  • Kadang jadi simbol atau maskot mereka.

Gaya ini bikin grafiti makin hidup dan ekspresif. Beberapa karakter bahkan jadi ikonik dan dikenal luas, kayak karakter-karakter dari seniman Jepang atau Eropa.

8. Blockbuster: Tampil Besar dan Dominan

Blockbuster grafiti adalah gaya huruf besar-besar dengan warna solid, biasanya hitam dan putih, yang dibuat untuk mendominasi ruang. Gaya ini efektif untuk “menutupi” karya orang lain, semacam unjuk kekuatan atau dominasi di dunia grafiti.

Karakteristiknya:

  • Huruf besar dan tebal.
  • Warna kontras tapi simpel.
  • Dikerjakan secara cepat namun tetap mencolok.

Biasanya dipakai oleh kru grafiti yang ingin menunjukkan eksistensinya di suatu wilayah.

9. Heaven Spot: Seni di Tempat Ekstrem

Heaven spot bukan gaya grafiti secara visual, tapi lebih ke lokasi pemasangannya. Ini merujuk pada grafiti yang ditempatkan di area yang sangat sulit dijangkau, misalnya gedung tinggi, jembatan, atau tempat berbahaya lainnya.

Kenapa disebut “heaven”? Karena tempatnya ekstrem, risiko jatuh tinggi—jadi, istilahnya, kamu bisa “pergi ke surga” kalau gagal.

Meskipun penuh risiko, karya di heaven spot sering dianggap sangat keren dan dihargai karena keberanian pembuatnya.

Kenapa Gaya Grafiti Penting untuk Dikenali?

Mengenal gaya-gaya grafiti bikin kita lebih ngerti bahwa ini bukan sekadar coretan sembarangan. Setiap gaya punya sejarah, teknik, dan tujuannya masing-masing. Seniman grafiti pun nggak cuma “nyemprot tembok”, tapi mereka belajar dan berkembang dari waktu ke waktu, kadang bahkan jadi seniman galeri atau mural profesional.

Etika dalam Dunia Grafiti

Walau grafiti itu keren dan kreatif, tetap ada etikanya juga. Misalnya:

  • Jangan mencoret properti pribadi tanpa izin.
  • Hormati karya seniman lain (jangan sembarangan menimpa).
  • Gunakan tempat yang legal atau semi-legal.

Banyak kota besar sekarang sudah mulai menyediakan legal wall atau tempat khusus buat para seniman jalanan berkarya. Ini solusi win-win: senimannya bisa berekspresi, kota tetap tertata rapi.